Semangat Gotong Royong untuk Indonesia Unggul



Konten ini diikutsertakan dalam lomba blog dari Forum Aksi #PendekarPancasla

Jarum jam belum lagi menunjukkan pukul 7.00 tepat, ketika tiba-tiba seorang tetangga saya berlari ke arah warung kecil di depan rumah saya. Si ibu yang sudah berusia senja ini dengan sedikit tergeragap meminta pertolongan saya untuk mengecek keadaan suaminya yang tidak mau bangun setelah ia bangunkan beberapa saat lalu.

Tanpa mengenakan alas kaki, saya cepat mengikuti si ibu ke rumahnya. Dengan menangis pilu, si ibu bercerita sekilas jika sang suami tak bangun dan bahkan seperti tak bernapas. Dengan panik, saya justru berlari menjauh dari rumah si ibu untuk mencari pertolongan ke rumah ibu RT. Saya percaya, bu RT pasti memiliki cara untuk segera memberitahukan ke seluruh warga.

 Beruntunglah sekarang kita hidup di jaman teknologi dimana hampir setiap orang memiliki akses komunikasi. Dengan kekuatan grup WhatsApp di hampir semua ponsel pintar, berita kematian si bapak cepat sekali menyebar. Si ibu yang hnnya mengandalkan telpon rumah, sempat putus asa ketika beliau tak berhasil menghubungi anak-anaknya. Tapi kekuatan media sosial saat ini tak bisa dianggap remeh. Satu pesan akan berlanjut ke pesan berikutnya, satu undangan akan meluncur ke undangan berikutnya.

Tidak hanya pada satu dua orang, tapi langsung ke banyak orang. Itu hanya satu kejadian yang bisa diambil contoh untuk saling peduli di era dimana banyak orang merasa skeptis dengan adanya teknologi yang dikatakan menjadikan banyak orang tidak lagi peduli dengan sesama. Saling membantu tidak selalu diwujudkan dalam bentuk gotong royong secara fisik. Sekedar ucapan bela sungkawa, simpati atau apresiasi terhadap keberhasilan seseorang tidak harus dilakukan secara tatap muka. Ucapan-ucapan itu bisa mengalir melalui media sosial, baik secara pribadi atau kelompok. Kebiasaan menyuarakan ketidakadilan, saat inipun berkembang.

Banyaknya ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat bukan lagi menjadi tugas orang-orang yang melihat ketidakadilan itu secara langsung, tapi pembelaan terhadap ketidakadilan itu bisa menyebar ke seluruh penjuru dengan menandatangani Petisi secara online.

Bagaimana dengan kekurangan secara finansial yang dialami seseorang? Donasi tidak hanya bisa dilakukan di lembaga-lembaga agama, atau majelis pertemuan, tapi donasi pun bisa dilakukan secara online. Kenapa bisa demikian? Karena pada dasarnya, di dalam hati kita, di dalam lubuk hati yang paling dalam, kita masih mempercayai adanya nilai-nilai Pancasila di dalam diri kita.

Indonesia terkenal dengan sifat gotong royongnya sejak dahulu. Gotong royong bahkan sudah menjadi budaya kita. Menjadi wajib hukumnya bagi para pemuda-pemudi Indonesia melestarikan budaya ini. Tidak peduli para pemuda ini tinggal dimana, di perkampungan sempit, di kota besar dengan perumahan yang tidak memungkinkan warganya saling bertegur sapa, gotong royong tetap saja bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Itu karena masing-masing dari kita telah mengalir darah pendekar, #PendekarPancasila. Merdeka. 

0 Response to "Semangat Gotong Royong untuk Indonesia Unggul"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel