Membaca Ebook secara Legal Part 1
Membaca Ebook secara Legal. Kenapa tidak?
Halooooowww… Lama saya ngga nisi blog ini yah… Terlalu
banyak draft, tapi ngga kunjung kelar nulisnya … hahahaha…
Baiklah, sekarang saya mau share dua aplikasi membaca ebook
di gadget secara legal. Biasanya saya memilih yang gratisan alias illegal. Boleh
dong sedikit berubah :D
Aplikasi membaca ebook ini sudah saya ketahui beberapa waktu
lalu ketika teman2 blog saya mulai menggunakannya. Tapi karena mengingat
timbunan paperback saya yang begitu banyak, jadi saya mengabaikannya. Tapi saya
ngga bisa bertahan lama ketika tiba-tiba saya ingin membaca satu buku yang
harga paperback-nya dengan diskon setara dengan satu ebook di Scoop. Hasrat membaca
ada, membeli juga ngga masalah, yang menjadi masalah adalah tempat penyimpanan
yang semakin sempit, akhirnya saya memutuskan berlangganan Scoop. Horeeeyyy…
Ada satu trick yang membuat saya cepat memutuskan
berlangganan, yaitu karena ternyata satu akun username, bisa digunakan di 5
gadget. Tentu saja mengingat saat ini satu orang bisa memegang lebih dari satu
gadget, paling tidak satu smartphone dan laptop. Scoop bisa juga dibuka di
laptop lo.
Setelah menemukan 4 partner lain untuk diajak berlangganan
Scoop, diputuskan satu diantara kami membuat satu akun dan kemudian disebar ke
4 calon pengguna lainnya.
Berikut sedikit gambaran yang kami lakukan ketika pertama
kali berlangganan Scoop
1.
Satu diantara kami membuat akun yang kemudian
disebar ke semua calon pengguna
2.
Karena berlangganan Scoop ini sifat
pemmbayarannya perbulan, jadi kami memutuskan satu diantara kami membayar untuk
bulan pertama, dan yang lain akan menyusul membayar di bulan-bulan berikutnya. Bandingkan
jika misalnya kami berlima harus mengumpulkan uang terlebih dahulu sejumlah
89.000 ke bendahara, dan baru ditransfer setelah lengkap, bakal lama, dan
rempong. Belum lagi ada beberapa bank yang tidak bisa melakukan transfer
dibawah 50.000.
3.
Setelah masalah pembayaran selesai, kami sudah
bisa menikmati deretan buku yang menggiurkan yang ada di library took, setelah
men-download aplikasinya tnetu saja. Aplikasi Scoop bisa diunduh di Play Store
untuk pengguna Android, dan Apple Store untuk pengguna iPhone atau iPad.
4.
Buku-buku yang tersedia dengan button ‘download’
yang bisa diunduh secara langsung setelah kita berlangganan, tapi jangan salah
kalo misalnya kita lupa membayar bulanan, ebook yang sudah diunduh tak bisa
lagi dibaca, kecuali masa berlangganan diperpanjang.
5.
Buku-buku yang tersedia datang dari berbagai
genre, dari mulai fiksi maupun non fiksi. Segala resep juga ada kok. Silakan pilih
yang disukai.
6.
Dari sekian besar buku, sebagian besar adalah
buku-buku terbitan Gramedia dan KPG. Untuk majalah pun juga sebagian besar
terbitan Gramedia, seperti Intisari, hai, Nakita, Tabloid Bintang Indonesia,
dll. Sementara untuk korann, sangat sedikit yang tersedia untuk diunduh karena
lebih banyak yang kudu dibeli.
Screen shot 'timbunan' saya di Scoop 😀😀
Kelemahan Scoop dibandingkan aplikasi ebook reader lain
1.
Buat pembaca berkacamata seperti saya, bentuk
font adalah yang paling crucial. Tapi saya bersyukur karena saya memasang Scoop
app ini di tablet ukuran 8 inchi. Menggunakan format seperti PDF, tidakk
memungkinkan novel-novel di Scoop di zoom layaknya ebook berformat epub. Kalopun
ingin zoom in, pembaca kudu rela menggeser layar ke kiri ke kanan untuk menyelesaikan
satu baris. Duh repooott…
2.
Pengaturann brightness juga tidak tersedia di
Scoop app. Selama ini saya mencoba mengurangi kecerahan layar di pengaturan
gadget. Dengan brightness yang paling minim pun, jika saya membaca dengan
penerangan minim, juga bakal terasa terlalu terang.
3.
Tidak adanya engine ‘search’ ketika membaca. Di beberapa
aplikasi membaca buku elektronik yang pernah saya gunakan, engine ini selalu
ada. Tujuan tentu untuk mengulang beberapa bagian yang ingin dibaca ulang, atau
paling tidak bagian untuk kita quote. Selain itu, Scoop juga tidak menyediakan
fasilitas copy paste untuk beberapa kalimat untuk nantinya kita share di media social
atau di document untuk keperluan menulis review nantinya.
Melihat kelemahan Scoop ini, saya jadi merasa bahwa aplikasi
ini benar-benar memberi kesan membaca buku paperback secara utuh, hanya dalam
format digital. Buat saya pengguna banyak aplikasi ebook reader saja yang suka
ribet dengan kekurangan ini dan itu :D Tapi overall, menyenangkan sekali
membaca menggunakan Scoop ini karena saya bisa membaca buku-buku baru tanpa
saya bingung mencari tempat dimana akan menyimpan buku tersebut. Dan yang
jelas, lebih hemat.
Nantikan review saya tentang ebook reader lainnya di Membaca
Ebook Legal part 2 ya :D
0 Response to "Membaca Ebook secara Legal Part 1"
Post a Comment