Aplikasi Grosir Bagi Pedagang Warung
Saat ini, siapa sih yang ngga kepengen mencicipi nikmatnya
berjualan? Marketplace ada di genggaman. Pembayaran online juga sudah sangat
mudah selama saldo di bank mu mencukupi lo 😁😁😁 Mau system dropship atau
menimbun dagangan di rumah, silakan pilih sesuka hati.
Kali ini saya mau membahas aplikasi grosiran yang tengah
marak di play store. Sebagai pedagang anyaran, tentu saja saya tergiur mencoba
semuanya. Sebenarnya bukan karena kemaruk atau apa, tapi yang jelas, sebagai
pembeli, kita memiliki hak untuk memilih mana yang lebih murah. Dan tentu saja
pelayanan yang maksimal.
Sejauh ini, saya sudah menggunakan 3 aplikasi grosir di
telepon genggam saya. Yuk, saya bahas satu-satu. Oya, postingan ini bebas dari
sponsor lo ya. Ini murni dari pengalaman saya saja selama sekitar 3-4 bulan ini
menggunakan aplikasi grosir.
1. Bukalapak Grosir
Pertama kali saya diperkenalkan oleh dua sales BL ini sekitar
bulan Maret. Mereka berdua sedang gerilya mencari calon pemilik warung yang mau
berlangganan dengan marketplace yang menjadi salah satu 1 unicorn di Indonesia.
Setelah mengecek bahwa saya ternyata telah memiliki akun di marketplace
tersebut, mereka menjadi lebih bersemangat. Maklum saja, tidak semua ibu-ibu
(hmmm…saya bukan ibu-ibu sih, tapi dari kacamata dua sales itu, saya pastilah
ibu-ibu yang belum tentu melek belanja secara daring. Tentu saja mereka bahagia
ketika saya mempersilakan mereka untuk duduk, dan mengenalkan aplikasi Mitra
bukalapak.
Yang perlu diketahui, aplikasi Mitra BL ini berbeda dengan
akun BL yang biasa. Meski relative kecil, bahkan saya bisa menggunakan shortcut
dari browser, tapi jelas agak merepotkan. Bayangkan, saya yang memiliki lapak
di BL sudah memiliki beberapa rupiah saldo, tapi tidak bisa digunakan belanja
grosir di aplikasi Mitra BL ini. Saya harus menambah saldo jika saya ingin
belanja.
Setelah saya resmi terdaftar sebagai Mitra Bl, saya bisa
memulai belanja. Melihat daftar harganya, terlihat sama atau paling tidak
hampir sama dengan tempat belanja grosir di pasar terdekat dimana adik saya biasa
belanja.
Harga yang sangat bersaing, tampilan produk yang kece hingga
memudahkan para pengguna, dan belanjaan yang diantar hingga depan pintu,
apalagi nikmat yang bisa kau sangkal? Hehehe…
Aplikasi mitra BL ini menurut sudah cukup lengkap dengan
pilihan yang cukup variatif. Misal saja air mineral. Saya bisa memilih berbagai
macam merk terkenal, dari kemasan gelas, botol 330 ml, hingga 1500ml. dan
kesemua belanjaan itu diangkut oleh kurir ke rumah tanpa saya harus nggeleyot
membawa air di kendaraan bermotor. Dan tanpa ongkos kirim. Waduh, terharu sampe
menetes-netes saya 😂😉😍
![]() |
Tampilan aplikasi Mitra Bukalapak yang didominasi warna merah |
2. Yok Kulak
Saya sempat mengenal aplikasi ini beberapa minggu setelah
warung kecil depan rumah saya buka. Kami (saya dan adik) waktu itu sedang
berdiskusi mencari tempat kulak yang paling murah. Wawasan yang pendek membuat
kami membeli grosiran di department store terdekat. Waduh, meski toko serba ada
disebut sebagai toserba grosir, tetap saja susah memutar harga yang miring bagi
pembeli warung kami.
Di tengah kegalauan itu, saya mencari-cari aplikasi ajaib
yang bisa memunculkan belanjaan grosir di depan hidung saya secara ajaib. Ternyata
keajaiban hanya ada di negeri dongeng yah…😆😆
Suatu hari, seorang sales mendatangi warung saya dan
mengenalkan aplikasi Yok Kulak ini. Gayanya agak mengintimidasi karena tanpa
persetujuan saya, dia sudah mau langsung mendaftarkan saya sebagai pelanggan. Saya
sebagai wanita setia (hoeeekk) dengan Mitra BL, ingin menolak. Tapi kemudian
saya tak kuasa menolak si embak sales. Jadilah HP saya terinstal satu lagi
aplikasi grosir dan aktif.
Sebagai pembuka, saya langsung belanja sebesar 50 ribu
rupiah sekedar membuktikan ucapan si mbak sales dengan janji kecepatan
pengantaran barang. Dan memang, dua jam kemudian barang sudah diantar. Waaaww…
Sementara di aplikasi yang pertama, saya harus menunggu paling tidak keesokan
harinya untuk pengiriman.
![]() |
Tampilan sederhana Yok Kulak |
3. Mitra Tokopedia
Nah, ini yang lucu. Selang beberapa bulan setelah dua sales
yang mengenalkan saya dengan aplikasi grosir yang pertama, si mbak sales ini
kembali dengan mengusung marketplace yang berbeda. WHAAATTT?!!! 😅😅😅😁
Dan kembali, HP saya ‘dijajah’ dengan adanya satu lagi aplikasi grosir. Aku kudu
piyeee?😅😅😌
Karena grosir marketplace ini relative baru, belum ada
banyak produk yang terpampang di jendela galeri. Secara sekilas, penataannya
sangat mirip dengan Mitra BL dengan warna merah yang berbeda dari Mitra Bl.
![]() |
Tampilan aduhai Mitra Tokopedia |
Berikutnya saya akan bagikan pengalaman saya berbelanja di
ketiga aplikasi grosir tersebut.
1.
Terus terang, saya jauh lebih sering berbelanja
di Yok Kulak. Apakah ia lebih murah? Tidak juga. Yang saya sukai dari aplikasi
ini adalah kemudahan COD dengan
minim belanja 50 ribu. Di dua aplikasi grosir lainnya, COD hanya bisa dilakukan
dengan belanja diatas 150ribu. Walah, padahal seringkali warung saya hanya
membutuhkan beberapa barang dengan harga tak sampai 100 ribu. Bukan berarti
belanja dibawah 100ribu tidak dilayani, tapi paling tidak pengguna harus memiliki
saldo yang mencukupi untuk pembayaran. Buat saya itu berat. Kenapa? Yah, karena
tabungan saya bakal ketarik terus menerus dan mengembalikannya butuh waktu jika
dagangan sudah laku. Dan itu, kalau kembali wkwkwkwk…
2.
Penataan produk
yang paling keren tentu saja adalah Mitra BL. Aplikasinya agak ribet akhir-akhir ini hingga menyusahkan scroll produk, terutama untuk fitur grosir. Sementara untuk penjualan pulsa, token listrik, PDAM, dll, jauh lebih cepat muncul. Tapi, untuk kelengkapan produk, Mitra BL
yang paling unggul. Tidak hanya kebutuhan sembako, tapi tersedia juga
kelengkapan mandi, masak, kecantikan termasuk obat-obatan, hingga sandal. Ini yang
tidak saya temukan di Yok Kulak.
Ohya, ngomong-ngomong tentang penampilan,
Yok Kulak ini yang paling tidak menarik. Tapi jika yang paling tidak menarik
itu memberimu harga lebih murah, serta kecepatan pengiriman, kenapa harus pilih
yang lain. Ups…😜😤
3.
Kelonggaran
berbelanja. Heh, apa maksudnya? Enggg… maksud saya sih sebenarnya adalah
keluwesan jumlah berbelanja. Misalnya saja, saya ingin belanja air mineral 1500
ml sebanyak 6 botol, saya hanya bisa lakukan di Yok Kulak. Sementara di
aplikasi lainnya, mereka hanya menawarkan dalam bentuk karton sejumlah 12 botol.
Memang ada sedikit perbedaan harga sih, tapi itu ngga sampe 100 rupiah. Begitu juga
dengan mie instan. Aplikasi favorit saya ini menawarkan belanja mie sesuai
jumlah yang dibutuhkan. Misalkan saya ingin Indomie soto 4 buah, Indomie ayam
bawang 4 dan kari 4 buah, mereka juga menyediakan. Maklum lah, warung kecil
yang belum banyak pelanggan, saya hanya berani menyediakan yang dibutuhkan
pelanggan saja. Jika yang sudah kami sediakan menipis, barulah pesanan kembali
dilakukan.
4.
Keterbatasan
variasi snack. Hampir semua aplikasi grosir ini kalah dengan kelengkapan makanan ringan di
pasar hahahaha… Ya tentu sajalah. Well, peran aplikasi ini sekedar pelengkap
sekaligus kemudahan berbelanja. Jika yang dibutuhkan tak tersedia, saya/ adik
saya bisa jalan-jalan ke pasar tradisional, silaturahmi dengan penjual di pasar
sekaligus nambah poin biar nanti dapat persenan/ hadiah di hari raya nanti
wkwkwkwk…
Sejauh ini, masih ini saja pengalaman saya memiliki 3
aplikasi grosir yang berbeda. Mereka saling melengkapi. Jika di satu tempat
stock sedang kosong, saya bisa berpindah ke aplikasi lainnya. Kadangkala, satu
barang kosong di semua tempat, pasar tradisonal tetap menjadi tujuan. Para penyedia
grosir di pasar, saya rasa tak perlu merasa tersaingi dengan adanya aplikasi
ini. Yang sedikit saya khawatirkan adalah para sales yang datang menawarkan dagangan
mereka dari satu toko ke toko lainnya. Jika yang mereka tawarkan adalah barang
yang sama dengan yang ada di aplikasi, saya khawatir mereka bakal tergerus. Untungnya,
selama ini mereka memiliki tawaran yang berbeda.
Catatan akhir, kita nikmati saja perkembangan teknologi saat
ini beserta kemudahannya. Toh, teknologi itu masih membutuhkan tenaga manusia
sebagai penginput data, pengantar barang serta sales yang dengan sabar
menjelaskan ini itu pada calon pengguna yang tidak melek teknologi. Jika ada
yang memudahkan, kenapa harus menyulitkan?
0 Response to "Aplikasi Grosir Bagi Pedagang Warung"
Post a Comment